Personel Densus 88 POLRI |
Menjelang minggu akhir
Agustus Tahun 2012, unit khusus anti-teror POLRI (Kepolisian Republik Indonesia),
Densus 88 (Detasemen Khusus) mendapati
sorotan yang cukup tajam di Australia. Media
Australia mempublish keterlibatan Densus 88 dalam kematian aktifis KNPB (Komite
Nasional Papua Barat) Mako Tabuni pada awal Juli Tahun 2012 lalu. Dimana saat
itu Mako Tabuni dieksekusi diluar batas kemanusiaanya yang wajar oleh pasukan elit
rahasia di pagi hari sekitar pukul 09.00
Waktu Papua. Korban, Mako Tabuni mengalami lebih dari satu luka tembak ditubuhnya oleh senjata api otomatis, tidak diketahui siapa yang secara rahasia menggunakan kekuasaan mencabut nyawa Mako Tabuni pagi itu ? Polisi dalam siaran pers pada hari itu kemudian mengungkap, “korban Mako Tabuni ditembak oleh petugas (Polisi) karena berusaha melawan saat hendak ditangkap”. Selanjutnya kedua Jurnalis ABC News Australia Hyden Cooper dan Lisa Main berhasil mengunjungi Papua Pada bulan Juli 2012 kemarin. Kedua jurnalis mengungkap telah menjumpai banyak orang di Papua. Ada banyak fakta diungkap salah satu yang menggegerkan disoroti adalah Densus 88, Unit kontra terorisme Indonesia yang dibentuk berdasarkan kerja sama AFP (Australian Federal Police) dan pejabat POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) untuk kepentingan pemberantasan terorisme.
Waktu Papua. Korban, Mako Tabuni mengalami lebih dari satu luka tembak ditubuhnya oleh senjata api otomatis, tidak diketahui siapa yang secara rahasia menggunakan kekuasaan mencabut nyawa Mako Tabuni pagi itu ? Polisi dalam siaran pers pada hari itu kemudian mengungkap, “korban Mako Tabuni ditembak oleh petugas (Polisi) karena berusaha melawan saat hendak ditangkap”. Selanjutnya kedua Jurnalis ABC News Australia Hyden Cooper dan Lisa Main berhasil mengunjungi Papua Pada bulan Juli 2012 kemarin. Kedua jurnalis mengungkap telah menjumpai banyak orang di Papua. Ada banyak fakta diungkap salah satu yang menggegerkan disoroti adalah Densus 88, Unit kontra terorisme Indonesia yang dibentuk berdasarkan kerja sama AFP (Australian Federal Police) dan pejabat POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) untuk kepentingan pemberantasan terorisme.
Colt M.4 Bantuan AFP Australia |
Bagian dari kebijakan
kontra-terorisme Densus tidak hanya kepentingan Indonesia saja, Densus 88 juga
bagian dari kepentingan Australia. Faktanya logo Densus 88 berdasarkan Surat
Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/756/X/2005 tentang Pengesahan Logo Densus adalah
angka korban jiwa 88 orang asing yang mana paling banyak saat itu adalah warga
Negara Australia pada peristiwa Bom Bali tahun 2002 silam. Berlogo burung hantu (predator), menjadikan
Densus 88 adalah pasukan elit pemangsa yang diarahkan untuk menumpas jaringan
perkembang - biakan teror di Indonesia sampai ke akar – akarnya.
Pengaruh ancaman
terorisme di Indonesia membuat Australia juga merasa tidak nyaman, bisa dikata
mengancam Indonesia juga ancaman terhadap Australia. Mengimbangi impact teror,
respon Pemerintah Australia adalah melalui AFP untuk men-support kekurangan yang ada pada POLRI termasuk dalam hal ini pembentukan
unit khusus anti-teror Densus 88. Menurut sumber, AFP memberikan pelatihan dan
mendanai unit khusus anti –teror POLRI (Densus 88), sumber AFP pada session interview mengatakan antara
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 $.314.500 dalam bentuk kendaraan bermotor
penyediaan sarana telekomunikasi dan peralatan computer diberikan kepada POLRI
untuk kepentingan anti-terori termasuk juga memberikan bantuan peralatan
persenjataan, Senapan serbu type colt M4 5,56 MM dan laras New Styr AUG yang
saat ini digunakan Densus 88.
Sepak terjang pasukan
elit ini cukup signifikan, berbagai pelaku atau tersangka teroris, sebut saja
Nordin M. Top, Imam Samudra termasuk Dr. Azhari dan jaringannya berhasil ditumpas
baik hidup maupun mati. Keterampilan mengelolah kerja sama yang baik dengan
operator seluler juga jaringan internet membuat Densus 88 termasuk dalam
jajaran pasukan elit terbaik.
Pelibatan Densus 88 di
Papua
Sumber – sumber
transparan telah mengungkap dalam melancarkan operasi kontra- terorisnya,
Densus 88 diduga tidak menggelar operasi kontra teroris melainkan juga
menyebarkan sayap operasi hingga non
terorism, salah satunya operasi terhadap kelompok yang dituduh separatis
Papua Merdeka (Papuan Movement Freedom) di
Propinsi Papua dan Papua Barat. Berbagai aktifis pejuang non-kekerasan yang
diprioritaskan (spionase) agen intelijen kemungkinan telah menjadi target
Densus 88 dalam operasi – operasi rahasiannya.
Sebuah sumber mengungkap,
pada Desember 2009 operasi pasukan elit ini berhasil menembak mati tokoh utama
TPN/OPM Kelly Kwalik di Timika, Papua.
Ikon pejuang kemerdekaan Papua ini menurut beberapa sumber mengatakan
bahwa “korban ditembak mati karena berusaha melawan petugas”, sebelumnya
berbagai tuduhan diarahkan terhadap korban akibat berbagai insiden bersenjata
di areal tambang Amerika Freeport Mac-Moran. Tetapi setelah kematian yang
bersangkutan, drama kekerasan tidak perna surut di areal explorasi tambang emas
dan batubara milik Freeport Mac-Moran.
Mako Tabuni (Victims) |
Tiga tahun setelah
mengeksekusi Kelly Kwalik, pada pagi Kamis, 14 July 2012 di Perumnas III Waena Abepura,
rentetan tembakan senjata api terdengar memecah pagi yang cerah itu. Mako
Tabuni tokoh karismatik KNPB harus merenggang nyawa diterjang peluru – peluruh
laras super canggih milik anggota POLRI. Trauma psikis memaksa banyak saksi
mata pada pagi itu tidak berani untuk mencerita apa yang dilihat terjadi pada
pagi itu terhadap korban, terkesan tidak banyak media nasional Indonesia yang
berani mengungkap fakta sesungguhnya yang terjadi hari itu kecuali merilis pernyataan para pejabat
kepolisian republik Indonesia. “Mako Tabuni terpaksa ditembak, ketika hendak
melawan petugas saat akan ditangkap”. Mako Tabuni menggenggam senjata api pistol dan
berusaha melawan Polisi, Mako Tabuni adalah orang yang di cari dalam kaitan
kasus tertembaknya warga Negara Jerman Dietmar Pieper di pantai Base – G
Jayapura”, adalah rangkaian tuduhan yang menjadi pernyataan POLRI terhadap
korban Mako Tabuni. Saat – saat terakhir ini tidak pernah ada pembelaan atau
klarifikasi dari pihak KNPB mengenai tuduhan POLRI terhadap Mako Tabuni atau
jika KNPB adalah organisasi kekerasan maka POLRI tidak hanya menembak mati
seorang Mako Tabuni tetapi organisasi dan pengurus KNPB bisa dituntut sesuai
hukum tetapi nyatanya tidak.!
Aksi Australia
Jurnalis ABC News Hyden
Cooper dan Lisa Main pada suatu kesempatan dalam temu dialog interaktif di
media ABC News secara transparan mulai mengangkat hasil kunjungan mereka di
Papua. Banyak orang di Papua membuat laporan journalistic tentang keterlibatan
Densus, 88 tentang skuad anti-terorisme yang di danai pemerintah Australia ini
telah melancarkan kampanye berdarah terhadap aktifis Papua, Mentri Luar Negri
Australia Bob Carr akhirnya mengakat bicara dan mengatakan, Australia melatih
pasukan Desnus 88 karena ingin Indonesia punya kapasitas anti-terorisme yang
kuat, “tapi bukan untuk menumpas pemberontak”, kami telah meminta Indonesia
untuk melakukan pengusutan terhadap kematian Mako Tabuni. Sementara itu partai
hijau Australia mengatakan, “tidak ada checks and balances yang memadai tentang
bagaimana pelatihan dan peralatan AFP digunakan, AFP sebaiknya berhenti melatih
satuan – satuan anti terorisme di Indonesia sampai investigasi dilakukan atas
pelanggaran HAM di Papua.
Respon Indonesia
Anggota Komisi I DPR RI
Tubagus mengatakan bahwa pernyataan Mentri Luar Negri Australia bisa
menyuburkan separatis, Mako Tabuni adalah urusan dalam negri Indonesia, tidak
perlu Australia mencampuri. Pihak
Kedutaan Besar Indonesia di canbera Australa mengatakan, mengirimkan pasukan ke
berbagai daerah di Indonesia adalah hak pemeritah Indonesia selama masih
mengikikuti prinsip dasar Hak Asasi Manusia, Kedutaan juga menyampaikan penting
untuk menjaga kedaulatan Indonesia sementara kekerasan yang dilakukan pasukan
keamanan akan ditangani secara hukum.
Peneliti LIPI Adriana
Elisabeth mengatakan, investigasi jurnalis Australia perlu juga dilakukan oleh
POLRI terhadap berbagai kasus kekerasan di Papua. Saat ini sebagian besar kasus kekerasan yang
terjadi terhadap warga sipil di Papua tidak pernah ditemukan pelaku yang
bertanggungjawab untuk dibuktikan ke Pengadilan yang adil. Satuan – satuan keamanan
organik Indonesia baik, TNI, POLRI juga INTELIJEN telah banyak ada di Papua
tetapi tidak ada yang mampu mengungkap atau menetralkan iklim kekrasan yang ada
di Papua. Situasi makin tidak menentu ketika aparat keamanan terutama POLRI
juga menjadi korban kekerasan, padahal satuan – satuan keamanan di Papua telah
diback –up juga oleh satuan keamanan non-organik milik Negara. Satuan – satuan keamanan
ini juga dirasa kurang oleh Negara sehingga Densus 88 telah dipastikan untuk
ikut menggelar operasi anti-terorisnya yang diarahkan kepada aktifis dan warga
sipil Papua yang dituduh separatis.
Resource : Personal Article
Tidak ada komentar:
Posting Komentar