Kanaki Melanesian (Penduduk Pribumi New Caledonia) |
Sejarah politik mengungkap pulau New
Caledonia pertama kali ditemukan oleh James Cook pelaut Eropa pada tahun 1774,
baru pada tahun 1853 setelah penemuan Nikel, New Caledonia dianeksasi paksa oleh Perancis, kepentingan politik Prancis juga
sebagai tujuan politik Prancis untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Pasifik.
Awal mulanya New Caledonia digunakan sebagai tempat pembuangan orang – orang yang
dihukum berat, disamping itu Amerika juga menggunakan New Caledonia sebagai
pangkalan militer. Antara tahun 1864 – 1897 ada sekitar 21 ribu orang tahanan
dipindahkan oleh Prancis ke pulau ini menyebabkan konflik dengan penduduk
pribumi “Kanaki”. Sebagai “Ras Melanesia”
(Melanesian Kanak), penduduk Kanaki merasa penjajahan Prancis dan pembuangan
orang – orang tahanan “telah membuat tanah mereka diperkosa sehingga menyebabkan
perselisihan panjang”. Pasca perang dunia ke-II (World War II) sekitar tahun 1956 Penjajahan
Prancis makin kejam, New Caledonia di adopsi menjadi Propinsi milik Prancis
berdasarkan konstitusi I.985 Prancis, orang Kanaki hanya dibolehkan tinggal
ditempat – tempat tertentu saja dan atas perijinan pemerintah Prancis. Saking seringnya
terjadi pertengkaran antara penduduk asli dan pendatang maka melalui Komite
Dekolonisasi PBB ditetapkanlah New Caledonia menjadi wilayah Non-Self Govenming
Territories (Wilayah tak berpemerintahan sendiri) dari Prancis. Pada tahun 1984
Majelis Prancis mengesahkan Undang – Undang yang memberikan Otonomi Internal
kepada New Caledonia (Internal Autonomy to New Caledonia) sebagai respon
pemerintah Prancis terhadap konflik yang mulai sering muncul dengan penduduk
asli.
Wanita Tradisional New Caledonia (Suku Jawa Indonesian) |
Saat ini Prancis masih
mempertahankan New Caledonia dengan membentuk pemerintahan di wilayah ini
dipimpin langsung oleh Prancis, Presiden Prancis terkini, Francois Hollande yang
terpilih melalui Pemilu 6 Mei 2012 lalu adalah juga Presiden yang sama untuk
New Caledonia saat ini. Pulau New Caledonia hanya dibatasi dengan dipimpin oleh
seorang kepala Pemerintahan sejajar dengan Gubernur kalau di Indonesia,
Philipie Gomez adalah kepala pemerintahan New Caledonia saat ini, terdapat perwakilan
majelis nasional dua kursi diisi anggota dari New Kaledonia, salah satunya mengisi
kursi senat Prancis.
Monument World War II at Noumea |
Pada tahun 1998 di kota Noumea
(Calon Ibu Kota Negara New Caledonia), terjadi jajak pendapat mengenai status
masa depan New Caledonia, melalui jajak pendapat ini lahirlah perjanjian Noumea
yang menyetujui menunda referendum hingga 15 sampai 20 Tahun lagi bagi penduduk
asli New Caledonia. Sepanjang waktu tersebut, Prancis tetap mengontrol
keimigrasian, Kepolisian, Militer, Luar Negri termasuk mata uang New Caledonia.
Perkembangan terbaru, pada Agustus
2012 di Fiji melalui pertemuan MSG (Melanesian Spearhead Group’s), isu proses
dekolonisasi masyarakat melanesian kanak telah menjadi topic utama Negara – Negara
anggota MSG yang terdiri dari Vanuatu, PNG, Fiji, Tuvalu, Samoa juga Australia
dan Selandia Baru. Dalam pertemuan MSG telah mengambil kesepakatan untuk terus
memantau proses Perjanjian Noumea 1998 sampai penduduk Kanaki memutus sendiri
referendum mereka apakah berdiri sendiri sebagai Negara atau integrasi bersama
Prancis, MSG juga akan memberikan temuan hasil monitoring perjanjian Noumea
kepada PBB.
De Solle Houttel at Noumea City |
Selamat saudara – saudariku “Melanesian
Kanak”, teruslah berjuang menuju kemenangan hak menentukan nasib sendiri…
PROFILE
COUNTRY
Nama
Resmi :
Territoire
des Nouvelle Calledonie et (Territory of New Caledonia Dependencies)
Ibu
Kota
“Noumea
City”
Lagu
Kebangsaan
“Marseille”
Populasi
Penduduk
“270.789
Jiwa” terdiri dari Melanesian 44,6%, European 34,5%, Walisian, 9,1%, Tahitian,
2,7%, Indonesian, 2,6%, Vietnam, 1,4%, Ni-Vanuatu, 1,2% lainnya, 3,9%.
Agama
“Katholik
Roma 60%, Protestan 30%, Islam 5% dan Lainnya 5%”
Beautifull Beach New Caledonia |
Bahasa
“Prancis”
Comptoirs Francais du Pacifique (CfP
Franch)
Hari Nasional
“Bastille
Day 14 July 1789)”
Map of New Caledonia |
Resource : Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar