Dear You, Welcome To My Personal Blog "svaxnet" By. Simon Rizyard Banundi

Rabu, 30 Mei 2012

BERPIKIR DAR SISI TARGET (KORBAN)


guns_shot_illustrasi_moriand
Dietmar Pieper (55) Pemegang Paspor turis berkewarganegaraan Jerman bersama Istri Eva Medina (50) kewarganegaraan Spanyol di berondong tembakan senjata otomatis di pantai Base-G Jayapura sekitar pukul 11.30 Wit. Korban Dietmer Pieper mengalami luka tembak di paha kiri dan dada namun Eva Medina selamat dari guns incident. sementara itu di Mulia – Puncak Jaya, Seorang Guru SD Inpres Dondobaga beridentitas Anton Arung Tambila (36) ditembak pada petang hari, Selasa, 29 Mei 2012. Korban sempat
dibawah ke rumah sakit umum Mulia oleh keluarga, namun tidak tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit sekitar pukul 19.30 waktu Papua.   
Penembakan kedua warga di atas bisa diukur dari berbagai aspek melalui berbagai pemikiran, Namun secara singkat bisa dimulai dari fakta lapangan yaitu Pertama insiden penembakan Dietmar Pieper di Pantai Base G Jayapura dan Penembakan Anto Arung Tambila di mulia, Puncak Jaya, Kedua, Penembakan Jayapura terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.30 waktu Papua sementara di puncak Jaya terjadi pada petang hari dalam hari yang sama yaitu Selasa, 29 Mei 2012. Ketiga, penembakan Jayapura menargetkan seorang warga negara asing (Jerman) sedangkan penembakan Puncak Jaya justru menargetkan seorang guru SD. Ada begitu banyak fakta lapangan yang bisa diungkap selain dari ke-tiga fakta lapangan ini, namun setidaknya fakta – fakta ini mampu mengantar sedikit informasi untuk “berpikir dari sisi target atau korban”.

Berdasarkan informasi Dietmar Pieper (55) dan Istri Eva Medina (50) masuk ke Papua –Jayapura menggunakan Passpor turis, berlatar belakang profesi sebagai ilmuwan yang pernah bekerja pada institiute mikrobilogi Universitay of Stuttgart, Jerman. Pemerintah Negara Jerman adalah Negara Parlementer dengan Kanselir sebagai pemegang Pemerintahan, Jerman dewasa ini termasuk salah satu Negara yang menghargai dan menjunjung tinggi penerapan Hak Asasi Manusia. Jerman dalam satu kesempatan pada sidang Universal Perodic Review (UPR) oleh Dewan HAM PBB di Geneva, Swiss 23 Mei 2012 kemarin sempat mendesak tahanan politik di Papua Filep Karma dibebaskan. Aspek relasi pertahanan antara Jakarta – Berlin memperlihatkan adanya tawaran Tank Tempur Utama atau Main Battle Tank (MBT) klas retrofit yang direncana jual ke Indonesia untuk memodernisasi pertahanan Indonesia, termasuk didalamnya ada rencana joint production bersama PT Pindaad. Melalui potret pintas demikian, tentunya bisa dibayangkan bahwa Jerman sebagai Negara yang punya bargaining position dengan Pemerintah Indonesia.

Lain halnya dengan korban Anton Arung Tambila (36), korban adalah seorang yang berprofesi sebagai guru SD Inpres di Dondobaga Mulia, puncak Jaya. Korban berasal dari suku Toraja.  Kemajuan pendidikan Kabupaten Puncak Jaya walaupun jauh dan terisolir namun akses pendidikan gratis telah masuk dalam project program pemerintah daerah yang berorientasi pada affirmative action.

Kedua target yang menjadi korban masing – masing terlihat memiliki latar belakang yang berbeda baik secara politis. Namun dalam insiden ini terlihat motif politik yang cukup memungkinkan terjadi dibalik insiden bodoh ini. Dari sisi dampak, bahwa melalui insiden tersebut relasi antara Pemerintah Jerman dan Indonesia akan memburuk entah secara langsung maupun tidak langsung. Memburuknya relasi Jakarta – Berlin, soal Papua memiliki nilai politis tersendiri sebab Jerman dalam kapasitas sebagai Negara dalam sidang UPR Geneva menyampaikan pandangan soal perlunya dibebaskan tahanan politik Filep Karma juga dukungan mengenai Dialog – Jakarta – Papua oleh Pemerintah Jerman, dampak demikian juga mempengaruhi rencana kerja sama militer Jerman dan Indonesia. Sementara itu korban seorang guru di puncak Jaya dengan sendiri akan menghambat lajunya Otonomi khusus disektor pendidikan di Puncak Jaya dan Papua secara keseluruhan[morian].   

Resource : Personal Article

Tidak ada komentar:

Posting Komentar