Wanted for Arrest |
Sekitar minggu lalu, Jumat 14
September 2012 Radio New Zaeland Internation merilis headline news bertajuk “Call
For Arrest of Indonesian Presiden for Genocide in Papua”. WPAT Campaigner menawarkan US$ 80.000 kepada
siapa saja yang berani menangkap Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam
kunjungan kenegaraan ke Inggris awal November nanti. “SBY gagal menyelesaikan masalah Papua, terjadi
genoside dan militer Indonesia beroperasi sangat brutal di Papua” sebagaimana kutipan
Radio New Zaeland dari WPAT Campaigner.
Menurut situs Asian News Net, “Yudhoyono
miffed over plan for his arrest”, Presiden telah mennggapi dengan marah atas
langkah aktifis pro-separatis yang menawarkan penangkapan dengan sayembara. Situs
http://arrestpresidentsby.wordpress.com/ mengungkap
“We are offering a reward of £50.000 to the first person(s) who perfoms a
citizen arrest on Indonesian President during his state visit to the UK” untuk
orang pertama yang melakukan penangkapan Presiden Indonesia saat dalam
kunjungannya ke Inggris 31 Oktober sampai dengan 2 Nopember 2012. Lebih dari
500.000 orang Papua tewas, tidak ada perlindungan HAM di Papua, termasuk
kebebasan berbicara, lebih dari 15 tahun orang Papua dipenjara karena unjukrasa
damai.
Impact dari
Call for arrest ini, Jakarta beraksi sangat sederhana namun tegas terhadap
Papua :
Kepala BIN Marciano Norman :
Kelompok – kelompok itu (separatis)
ada, mereka menjalin komunikasi dengan aktfis – aktifis asing dan politisi. Mereka selalu menceritakan kejadian –
kejadian yang ada di Indonesia untuk menceritakan buruknya Handling Indonesia
terhadap Papua. Komunitas – komunitas warga Indonesia yang ada diluar negri
perlu meluruskan berita – berita negative seperti ini. itu bohong, pembantaian
500 ribu warga Papua adalah fitna.
Juru Biacara Kepresidenan JULIAN
ALDRIN PASHA :
Sayembara itu telah mengganggu SBY,
bahkan sampai membuat SBY tidak tenang, terus terang ini mengganggu hubungan
baik kedua Negara. Ini tak nyaman, bagi kami “perlu diluruskan”.
Menteri Koordinator Politik dan
Keamanan DJOKO SUJANTO :
Mengatakan, Kedutaan Besar
Inggris di Jakarta telah mengirim surat kepada SBY, dalam surat itu dinyatakan
SBY tidak perlu kawatir dengan berita yang dilansir Radio Internation New
Zaeland.
Inggris yang mengundang, bukan
kami (Indonesia) yang minta diundang terkait apresiasi Inggris terhadap apa
saja yang dilakukan Indonesia terutama dibidang demokrasi, lingkungan hidup dan
ekonomi. “kalau ada sayembara penangkapan, pemerintah Inggris akan
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap undangan yang diberikan kepada SBY”.
Sekjen
PDIP TJAHYO KUMOLO :
Menghibur SBY dengan mengatakan, “gerakan
– gerakan tersebut perlu dicermati tetapi tidak perlu menjadi kecemasan
Presiden RI. Saya kira Intelijen Indonesia dan atase pertahanan sudah
mendeteksi dan melaporkan kepada Presiden RI gelagat dan perkembanganya
(sayembara).